Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘Curhat’

Alhamdulillah, Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Lama sekali saya tidak meng-update blog saya ini. Pengunjungnya sih lumayan, paling tidak 100 orang perhari, tapi kebanyakan cuma download murottalnya Thoha Al-Junayd –waffaquhullah-. Padahal, yang saya inginkan dengan blog ini adalah agar tulisan saya dibaca (memangnya ada tulisan kamu? Kan mayoritasnya hasil CP). Setidaknya yang tulisan saya dibaca, begitu. Tapi, dasar saya yang malas menulis sendiri dan juga update blog, al-jazaa’ min jinsil ‘amal, balasan itu sesuai amal seseorang.

Setelah saya merenungi diri saya yang demikian ini, yang tak seaktif dulu (untuk urusan ngeblog), jarang menelurkan tulisan pribadi, dan segudang prestasi buruk yang selama ini saya sandang, ternyata ketemu masalahnya, malas untuk aktif alias pasif.

Malas, penyakit kronis yang memang saya rasakan belakangan ini. Tapi, ketika saya membaca tulisan beberapa kawan di blog mereka, kok mereka bisa begitu enteng dan ringan menulis. Parahnya, tulisan mereka itu bagus dan inspiratif. Lha, saya? Duh, jauh dari kesan seorang penulis (memang bukan penulis, kok! Blogger, tepatnya). (lebih…)

Read Full Post »

Sebuah rumah sederhana, berdinding bata, beratapkan genteng tanah liat, berpintukan kayu pohon nangka, dan memiliki halaman hijau nan asri, nampaknya bukan sebuah impian muluk bagiku dan bagi ibuku. Sebuah rumah, yang bisa kami gunakan untuk berteduh dari teriknya panas matahari dan derasnya hujan. Sebuah rumah yang bisa kami gunakan sebagai tempat berbagi hati dan rasa, aku dan ibuku. Tak heran jika ibuku selalu berkata kepadaku, “Per, kapan ya awake dheweki dhuwe omah dhewe? Ra ketung cilik, tapi ayem, tentrem nang omahe dhewe…” (Per, kapan ya kita punya rumah sendiri. Meskipun cuma kecil, tapi nyaman dan tentram di rumah sendiri…”

Aku sering menangis dalam hati mendengar harapan ibuku itu, yang entah telah berapa banyak beliau utarakan maksud hatinya itu padaku. Bukan sebuah rengekan yang menyebalkan, aku kira. Sudah pantas dan aku rasa itu wajar. Aku dan ibuku memang tak punya rumah sendiri. Setelah kakekku (dari pihak ibu) meninggal, ibuku tak memperoleh bagian warisan kecuali hanya sepetak sawah kecil yang pengelolaannya pun dipegang oleh paklik dan pakdhe-ku. Itu pun masih digilir pengolahannya.

Ibuku, motivator terbesar dalam hidupku. Bayangkan, dalam usiaku yang masih kecil, waktu itu mungkin kelas 4 SD, ia telah merantau ke Malaysia (Alhamdulillah nggak kenapa-kenapa, meski juga menyimpan banyak pcerita duka di sana) sebagai buruh pabrik kayu di negeri orang itu. Untuk apa? Untuk menyekolahkan aku, harapnya. Ia tak ingin aku menjadi sepertinya. Ia ingin aku jadi anak yang pintar, yang bisa menghadiahkan baginya rasa bangga dan rasa bahagia memiliki putra seperti aku.

Pulang dari sana, ibuku kembali merantau ke Jogja, bukan sebagai orang berpunya. Tapi, lagi-lagi sebagai seorang buruh, pembantu rumah tangga dari sanak saudara ibuku juga. Menjadi pembantu di keluarga budheku selama 6 tahun dan mampu menyekolahkan aku hingga SMA. Sebuah perjuangan seorang ibu yang luar biasa, setelah ayahku (semoga Allah mengampuni dan menunjukinya ke jalan hidayah) meninggalkankan aku dan ibuku dengan begitu saja saat umurku masih 3 tahunan. Dan di sana pun ibuku masih berharap, suatu saat ia tak lagi ikut orang. Ia capek, bosan, dan suntuk. Ia ingin istirahat, apalagi badannya yang mulai melemah dengan seiring bertambahnya usia. Ia ingin punya sebuah rumah, meskipun kecil, tapi hatinya tenang, hidup di rumah sendiri bersama anaknya semata wayang ini, bisa beristirahat, bekerja semampunya sesuai yang Allah mudahkan baginya.

(lebih…)

Read Full Post »

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Kawan, pernahkah engkau melihat sekuntum bunga di pojokan sebuah taman kota yang tertata rapi, indah, dan sejuka? Atau, pernahkan engkau melihat sepucuk bunga melati di sebuah taman milik ibumu? Pernahkah engkau mengamati bunga-bunga bermekaran itu? Indah, bukan? Baunya harum, warnanya mempesona siapa saja yang melihatnya, dan sangat menetramkan jiwa…
Tapi, saat bunga-bunga itu layu, coba kau perhatikan mereka. Warnanya tak semenarik dan seindah saat pertama kali kau melihatnya, apalagi baunya, tak semerbak dulu, bahkan menjadi busuk dan menusuk hidung. Pokoknya, bunga itu menjadi bunga paling buruk yang pernah ada, saat dia menjadi layu…

(lebih…)

Read Full Post »

Bismillah…

Nama pemberian orangtuaku adalah Pery Oktriansyah. Terlahir normal dengan berat 3,5 kg. Kini sudah tumbuh dewasa karena sebab kasih sayang ibuku yang membesarkanku sendirian -single parent-, setelah pertolongan Allah. Nama itu tak pernah aku tahu artinya. Entahlah, aku pun tak terlalu nafsu untuk mengetahuinya. Dan yang aku tahu bahwa nama ‘Pery’ [sebetulnya double huruf R, tapi salah tulis di akte, akhirnya kebawa sampai sekarang] adalah nama yang banyak dipakai oleh orang-orang Eropa, orang-orang kafir Barat.

Ketika awal aku mengenal dakwah ahlus sunnah, saat itu aku ngaji dengan Abu Faqih -semoga Allah mengembalikan beliau ke jalan petunjuk- membahas kitab Ushul Tsalatsah yang disyarah oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin. Sampailah pembahasan tentang al-wala’ (rasa cinta atau loyal) dan al-bara’ (rasa benci) terhadap orang-orang kafir, yang mana salah satu bentuk sikap loyal kita terhadap mereka adalah nyaman memberi nama diri-diri kita dengan nama-nama kafir mereka. Dan namaku termasuk nama yang mengadopsi nama-nama orang kafir. HIks…

(lebih…)

Read Full Post »

Bismillah…
Aku ingin beragi pengalaman yang aku ketahui sedikit tentang Registry Windows. Aku bilang sedikit karena aku baru tahu secuil saja dari Registry Windows, mungkin baru 1%-nya atau kurang.

Aku ingin sharing ilmu tentang cara menyembunyikan sebuah drive atau lebih pada Windows, meskipun aku akui sudah banyak sekali orang yang telah membeberkan hal ini di berbagai situs di internet. Tapi, bukankah ilmu itu akan lebih kuat terpatri dalam ingatan kita jika kita tuliskan?
Oh iya, menyembunyikan sebuah drive atau lebih ini lebih berfungsi sebagai langkah antisipasi / keamanan bagi data yang ada di drive tersebut, jika kita menghendaki agar orang lain tidak bisa ‘macam-macam’ dengan drive tersebut. Dan ada baiknya jika pada komputer kita tersedia setidaknya dua account; user biasa dan administrator agar kita bisa membagi kekuasaan secara lebih baik, sehingga user tidak bisa berbuat sembarangan terhadap komputer kita, apalagi komputer yang ekstra penting, wallahu a’lam.
Baiklah, kita masuk pada inti tulisan. Selamat mengikuti.

(lebih…)

Read Full Post »

Bismillah…

Kira-kira hari Selasa kemaren, ana mulai merasakan betapa tidak efisiennya menggunakan Yahoo! Mesengger sebagai media chating, setidaknya menurut ana. Waktu itu ana sedang online pakai Y!M versi 8. Qadarullah banyak yang ngajak ngobrol, mungkin ada tuh 7 orang. Nah, susahnya pakai Y!M adalah setiap satu account orang pasti buka 1 jendela chat. Kalo ada 7 orang yang ngobrol, berarti ya ada 7 jendela chating yang terbuka. Wah, repot, berat!

Ana kenal gaim, yang sekarang sudah ganti nama menjadi PIDGIN, sejak 2 tahun silam dan ana merasakan cukup bagus menggunakannya, simple dan efisien, menurut ana. Alasannya:

(lebih…)

Read Full Post »

Bismillah…

Memang benar apa yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam beritakan belasan abad yang lalu, “Setiap anak dilahirkan di atas fitrah (kesucian) maka kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Al-Bukhari no. 1279, Muslim no. 2658, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)

Karena seorang anak itu ibarat selembar kertas putih bersih yang elum tergoreskan padanya satu goresan tinta pun. Dan seseorang dapat dengan leluasa memberikan berbagai goresan pada kertas itu. Terlebih lagi bagi orang tua. Jika goresan tinta yang dibubuhkan pada kertas itu baik, maka menjadi bagus dan bermanfaatlah kertas itu. Tapi sebaliknya, jika seseorang berlaku sembarangan teradap kertas itu, memberikan coretan-coretan yang tidak karuan, maka kertas itu akan menjadi jelek, tidak bermanfaat, dan akhirnya hanya dibuang di tempat sampah. Begitulah permisalan seorang anak kecil yang masih lurus fitrahnya.

(lebih…)

Read Full Post »

Bismillah…

Sebagaimana kata pepatah, karena nila setitik, rusaklah susu sebelanga. Sejak awal kali saya mengenal manhaj ini, manhaj yang tidak ada kebengkokan di dalamnya, tapi orang-rang yang di dalamnyalah yang kadang bengkok, ada sebuah nasehat berharga yang terus saya ingat dalam pikiran saya. Nasehat itu adalah bahwa Allah ta’ala akan menerima amal ibadah kita jika terpenuhi dua syarat mutlak.

Syarat pertama adalah IKHLAS, semata-mata hanya mengaharpakan ridho Allah ta’ala. Bukan untuk mencari sebuah popularitas maupun pujian dan sanjungan manusia. Dan ini harus ada pada setiap amalan. Bahkan Imam Ahmad rahimahullah pernah mengatakan bahwa hendaknya bertaqwa kepada Allah, orang-orang yang suka akan popularitas dalam amalannya.

Syarat kedua adalah mengikuti sunnah, jalan, tata cara, serta syariat yang telah Allah tetapkan melaui lisan dan praktik Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan mau tidak mau, syarat kedua ini pun juga harus ada, mengikuti syarat yang pertama. Suatu amalan tidak dikatakan shalih jika tidak mengikuti tuntunan Nabi. Dan kedua syarat ini saling menguatkan; hilang satu, amal tidak akan diterima. Jika ikhlas tapi tidak sesuai tuntunan Nabi, ini perkara buruk, menyelisihi Rasulullah. Sebaliknya, jika sudah mengikuti Nabi, tapi tidak ikhlas maka hal ini dikategirikan syirik, karena beribadah bukan untuk Allah. Ini pun sama berbahayanya…

Sebuah langkah awal dalam beramal, kedua hal ini mutlak diperlukan, tanpa basa-basi lagi. Tak terkecuali dalam aktivitas blogging.

(lebih…)

Read Full Post »

Pernahkah Anda, pembaca yang budiman, mendengar atau melihat sebuah pertanyaan (lebih tepatnya pertanyaan tebakan), “Mana yang lebih dulu ada; telur dulu atau ayam dulu?” Pertanyaan sederhana ini, yang sering dijadikan bahan tebakan oleh sebagian orang, yang jawabannya sangat variatif; ada yang ilmiah, tapi ada juga yang ngawuriah. Yach, namanya juga tebak-tebakan, pasti ada-ada aja jawabannya. Ada yang menjawab telur dulu, karena ayam itu lahir dari telur, dan ada yang menjawab ayam dulu, karena telur itu dikeluarkan oleh ayam. Nah, kalau Anda, mau menjawab apa???

Tapi, jika kita cermati dengan teliti, pertanyaan ‘sepele’ tersebut akan menghasilkan jawaban yang pasti dan tidak bisa dibantah lagi dengan alasan apapun juga. Bahkan, alasan terkuat untuk menjawab pertanyaan itu telah ada di dalam Al-Quranul Karim. Nggak percaya? Mari kita buktikan!!!

Saya berani mengatakan bahwa yang terlebih dulu ada di muka bumi atau yang menjadi asalnya adalah ayam! Kenapa???

(lebih…)

Read Full Post »

Bismillah…

Bunda, sebuah dzat nan lembut hati dan peka rasa. Raganya memang tak sekuat baja dan seteguh benteng yang kokoh dan perkasa. Tapi, sungguh, rasa kasih dan sayangnyalah yang membuatnya nampak begitu mempesona. Hatinya kuat, tegar, dan sangat lembut. Sebuah dada yang seorang anak akan merasa nyaman dan tenang bersandar padanya. Ya, lapang dadanya membuat setiap anak merasa senang padanya. Hanya anak yang gila sajalah yang tak punya cinta pada seorang yang disebut bunda.

Bunda yang telah menerima takdir Allah sebagai tempat jabang bayi kita. Bunda yang dengan pertaruhan nyawa, alhamdulillah, sukses melahirkan kita ke dunia. Bunda yang tatkala kita ngompol, dialah yang sibuk mengganti popok kita. Bahkan tak jarang kesempatan tidur malamnya kita renggut dengan ‘teganya’ karena tangis dan rengekan kecil kita.

Tak cukupkah itu semua menunjukkan bahwa ‘surga itu ada di bawah telapak kaki ibu’?

(lebih…)

Read Full Post »

Older Posts »